Aku mencintainya , Tuhan. Aku
sangat mencintainya. Untuk beberapa alasan mungkin aku akan sulit untuk
melihatnya, bercanda dengannya, saling berpeluk erat, saling bertukar fikiran
dengannya.
Keegoisanku kian memudar seiring
bertambahnya usiaku. Aku mulai mengerti “posisi”, aku mulai mengerti “peran”,
aku mulai mengerti apa itu memahami satu sama lain. Dan, disaat aku mulai
mengerti itu semua, aku belum sepenuhnya berada disisi mu.
Sempat dulu aku berfikir, aku
bukanlah orang yang baik untukku, bukan orang berguna untukmu, bukan seseorang
kau butuhkan jasanya. Tiap kali kau ucapkan bahwa kau sayang padaku, ku acuhkan
itu dengan tega, penuh dengan rasa marah, penuh dengan rasa tak peduli, penuh dengan
keegoisan. Kalau saat itu aku mampu membaca hatimu, aku tak akan melakukan itu
semua.