Laman

Rabu, 12 Maret 2014

Sebatas Sakit, Tak Pernah Benci



Rasanya sakit, sakit, sakit sekali. Aku memang wanita yang bisa dikatakan jauh dari apa itu “wanita”. Jika aku masih salah hari ini, itu karena aku masih belajar. Tapi bisakah kau lihat satu sisiku yang lain. Sisi dimana kau tahu aku ini sama halnya dengan seorang wanita yang lainnya. Kau, kuhargai. Bukan hanya karena kita sama-sama manusia, bukan hanya karena kita sama-sama sebaya. Karena aku selalu merasa kau lebih baik dari aku. Karena aku selalu merasa, bahwa nanti aku juga akan bersanding dengan seorang manusia yang sama sepertimu. Lelaki.

Senin, 10 Maret 2014

Terimakasih Waktu


Seperti apakah kau sekarang. Lebih tinggikah? Lebih tampan kah? Lebih pintarkah?.
Kau, kenapa sulit bagiku untuk mampu melihatmu setiap hari? Pertanyaan yang selalu mencapai otakku setiap hari. Bukankah kita satu sekolah, bukankah kita juga satu angkatan. Jarak, ya jarak kelas kita yang terlalu jauh untuk bisa kudekatkan dengan mudah.
Terlalu senang jika kau tiba-tiba muncul didepanku, terlalu sedih ketika seharian kau tak muncul didepanku walau hanya punggungmu semata. Kapan kau akan mengerti tentang rasaku selama ini?
Pertanyaan diatas datang pada hari ketiga ujian akhir sekolahku.